Menyambut 2023

Halo.

Jujur, aneh rasanya membuka blog ini lagi setelah sekian lama vakum posting. Bagaimana tidak? Terakhir kali ada tanda-tanda kehidupan di blog ini, ya sekitar setahun yang lalu. Kalau ditanya apakah masih ada pembaca yang mau membaca ocehanku di sini, aku juga kayaknya nggak bisa jawab.

Tahun sudah berganti, dan berhubung banyak banget teman-teman pembaca yang DM aku di Instagram dan nanyain kabarku: kabarku baik. 

Tahun lalu mungkin nggak sepenuhnya berjalan dengan lancar; aku sama sekali nggak produktif nulis, sempat stress juga dengan kerjaan kantor yang berubah drastis karena akunya dipindahtugaskan, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang lumayan membuat pusing. Tapi aku masih di sini—masih hidup (untungnya), masih berjuang, dan masih mencoba menulis meski banyak banget halangannya.

Continue reading “Menyambut 2023”
Advertisement

Perihal Rasa Malas

Belakangan ini, saya lagi nggak mood nulis.

Kalau ditanya kenapa, alasannya banyak: kerjaan yang menggunung, baju kotor yang menunggu dicuci, bahan makanan yang menanti dimasak. Kalau saya diberi waktu untuk menjelaskan kenapa saya nggak mood nulis, saya rasa saya bisa menghabiskan setengah jam sendiri untuk mencoba menjelaskannya.

Tapi, terlepas dari jawaban yang keluar dari mulut saya, alasan yang sebenarnya ternyata jauh lebih sederhana dari yang orang-orang pikirkan: saya malas.

Photo by Thom Milkovic on Unsplash

Malas apa? Ya malas menulis. Malas memikirkan premis cerita baru. Malas menjalani proses riset yang bukan main panjangnya. Malas merunutkan ide dan adegan cerita. Malas menghabiskan cuti untuk menulis draf satu naskah. Malas melakukan swasunting. Malas mengirimkan naskah ke penerbit. Malas menunggu catatan revisi dari editor. Malas menentukan judul, menulis blurb buku, dan malas berdiskusi panjang untuk menentukan konsep desain sampul buku.


Continue reading “Perihal Rasa Malas”

Skenario Pertemanan Optimis

Hari itu hujan turun dengan deras.

bokeh-drops-of-water-rain-8486.jpg
Source: https://www.pexels.com/photo/water-rain-raindrops-drops-of-water-8486/

Seperti hari-hari lainnya ketika kota Jakarta diguyur hujan, orang-orang mulai sibuk memikirkan bagaimana cara mereka pulang. Bagi yang rumahnya jauh, mungkin mereka akan mengkhawatirkan jalanan yang ramai. Bagi yang rumahnya dekat dengan kantor sekalipun, hujan bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Continue reading “Skenario Pertemanan Optimis”

トキ物語 (The Story Of Toki)

Hello everyone!

This excerpt is something I wrote back in 2015, but have been neglecting ever since. Part of the reason was that I didn’t know where to take the story; I didn’t think of the premise or concept when I started writing it. Unfortunately, the gullible practice turned out to be so interesting and I ended up saving the draft on my computer, only to forget all about it later.

I haven’t decided on what should I do with the story. Should I abandon the project, or should I attempt to finish the story? Do let me know what you think about it! 😉


***


Mobil yang membawa kami pergi dari Jakarta hari itu melaju dengan sangat perlahan. Aku masih bisa melihat awan yang berarak di langit biru saat itu, seolah segalanya baru terjadi kemarin. Diriku yang masih berusia sepuluh tahun mengintip dari kaca jendela mobil, melihat gugusan bangunan yang mungkin tidak akan kulihat lagi untuk waktu yang sangat lama.

blur-branches-foliage-38537
Source: https://www.pexels.com/photo/road-nature-trees-branches-38537/

Continue reading “トキ物語 (The Story Of Toki)”

UNSPOKEN WORDS Giveaway

COMING SOON
Click here to go to the Giveaway page

Hello everyone!

I’m delighted to bring news that my upcoming book, UNSPOKEN WORDS, has an official giveaway going on.

The giveaway period would be from December 22, 2018 to December 29, 2018.

Go visit the giveaway page on Goodreads to enter. You only have to input your shipping information to enter, so don’t miss the chance!

Love,

Alicia

 

P.S. As of now, only Indonesian addresses are eligible to enter the giveaway.

Unspoken Words: RELEASE DATE & Thank You Notes

COMING SOON

This is it, guys.

My second novel, UNSPOKEN WORDS, will be available on bookstores starting January 2nd, 2018.

If you haven’t already, you could check out the Goodreads page to read the synopsis.

If you’re interested in the creation process of the book, you can check out my previous blog post about how UNSPOKEN WORDS came into existence.

Also keep your eyes open for GIVEAWAYS in the near future! I will be sure to post updates either on my Twitter, or my Instagram.

Last but not least, I’d like to extend my gratitude to everyone for being with me on this journey from the very start. I remember announcing the project on Twitter, venting my frustration during my self-edit process, and even holding a poll to decide the cover for this book. Even more so than being my manuscript, UNSPOKEN WORDS has evolved into something that could never see the light of day without everyone’s help.

This is a very big news for me, so I hope you’re as excited as I am in awaiting UNSPOKEN WORDS‘ release.

Love,

Alicia

Percakapan Sebelum Matahari Terbit

Source: Flickr

Pagi kemarin, saya terbangun dengan mata yang masih mengantuk.

Mungkin sebenarnya ini bukan sesuatu yang aneh atau janggal, karena toh, pada dasarnya saya memang bukan seseorang yang biasa bangun pagi hari. Bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang menuntut saya bangun pagi setiap harinya sama sekali tidak membuat saya terbiasa dengan kegiatan bangun tidur sebelum matahari terbit.

Namun harus saya akui, di saat-saat seperti itulah, ketika saya baru saja terbangun dari tidur saya yang nyenyak, selalu ada momen-momen inspiratif yang selalu menjadi bensin saya untuk bekerja di siang harinya.

Continue reading “Percakapan Sebelum Matahari Terbit”

Surat Cinta Untuk Dia yang Tidak Mendengarkan

 
Cintaku datang tanpa belas kasihan
Dia tidak peduli keadaan hati yang menyambut
Apakah sudah sembuh atau meringis menahan sedu

Cintaku datang tanpa pertanda
Sebelum kita menyadarinya, dia sudah hadir di balik keindahan dunia

Dia hadir sebagai hujan yang menyapa lahan gersang
Atau embun yang membasahi cakrawala subuh
Dia hidup sebagai senyuman yang merangkul kebencian
Juga sebagai candaan yang memecah keheningan
Dia menyala bagaikan lilin di tengah kegelapan
Dia membuncah bagaikan kembang api yang menghunjam angkasa

Dia berkobar; membara tanpa bahan bakar
Dia berembus layaknya angin sejuk di musim kemarau,
melayang bersama awan dan hujan yang berbisik parau;
mengudara bersama kebebasan di langit biru

Cintaku padamu datang bagaikan mentari pagi
Menembus kesunyian malam seolah itulah
yang seharusnya terjadi

Alicia Lidwina (2015)