Halo.
Jujur, aneh rasanya membuka blog ini lagi setelah sekian lama vakum posting. Bagaimana tidak? Terakhir kali ada tanda-tanda kehidupan di blog ini, ya sekitar setahun yang lalu. Kalau ditanya apakah masih ada pembaca yang mau membaca ocehanku di sini, aku juga kayaknya nggak bisa jawab.
Tahun sudah berganti, dan berhubung banyak banget teman-teman pembaca yang DM aku di Instagram dan nanyain kabarku: kabarku baik.
Tahun lalu mungkin nggak sepenuhnya berjalan dengan lancar; aku sama sekali nggak produktif nulis, sempat stress juga dengan kerjaan kantor yang berubah drastis karena akunya dipindahtugaskan, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang lumayan membuat pusing. Tapi aku masih di sini—masih hidup (untungnya), masih berjuang, dan masih mencoba menulis meski banyak banget halangannya.
Nah, untuk topik yang selalu disinggung semua orang di setiap DM yang aku terima: belum, aku masih belum merampungkan naskah baru. Maaf, tapi memang begitu adanya. Kalau ditanya apa sudah ada ide ceritanya, jawabannya adalah ya. Tapi hanya sebatas itu saja: ide cerita. Aku masih belum tahu siapa pemeran-pemeran dalam cerita ini, belum tahu juga latar tempatnya, dan jelas belum tahu juga bagaimana akhir dari ceritanya.
Untuk teman-teman pembaca yang selalu sabar menanyakan dan mendoakan aku supaya bisa segera menyelesaikan naskah baru, terima kasih banyak. Nanti, kalau aku sudah merasa lumayan percaya diri untuk mulai proses menulis, aku pasti akan post di media sosialku—biasanya Twitter.
Oh iya, belakangan aku juga lihat ada banyak banget diskusi mengenai Polaris Musim Dingin di Twitter. Mungkin karena kover dan cerita bukunya yang memang cocok dibaca di cuaca awal tahun yang cenderung dingin ini, atau mungkin karena banyak banget teman-teman pembaca yang lagi merasa putus asa dan merasa perlu “diomelin” sama Sensei, jujur aku nggak tahu.
Di bulan ini, Polaris Musim Dingin akan berulang tahun yang kedua. Sebagai pengarang buku tersebut, melihatnya masih diminati dan dibaca setelah dua tahun sejak tahun terbitnya jelas membuatku senang. Tapi, terlepas dari popularitas buku atau data penjualannya, aku benar-benar berharap semua orang yang membaca Polaris Musim Dingin bisa kembali semangat dalam menjalani hidup—seperti bagaimana Akari, tokoh utama dalam buku tersebut, bisa bangkit dari keputusasaan.
Selain itu, ada juga pembaca yang pernah DM dan bertanya mana bukuku yang paling aku rekomendasikan. Pertanyaan yang sederhana, memang. Mungkin sama seperti kalau kita pergi ke restoran dan nanya ke pramusajinya mana menu yang paling laris, atau paling favorit.
Pada kenyataannya, menjawab pertanyaan itu sama sekali nggak mudah.
Bagi teman-teman yang sudah membaca semua novelku, aku yakin akan setuju kalau topik yang aku angkat di setiap buku cenderung berbeda: Tiga dengan rasa kesepian, Unspoken Words dengan rasa bersalah, dan Polaris Musim dingin dengan rasa putus asa. Buku mana yang paling cocok untuk dibaca, tentu saja akan sangat bergantung pada mood dan kondisi kehidupan sang pembaca.
Misalnya, bagi seseorang yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibu mereka, mungkin Unspoken Words—yang mengupas kerenggangan hubungan antara ibu dan anak, nggak akan cocok untuk dibaca.
Yang jelas, sampai sekarang aku masih bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan-pertanyaan serupa. Atau mungkin pertanyaan ini lebih baik aku kembalikan kepada teman-teman yang sudah membaca bukuku. Menurut kalian sendiri, dari antara semua bukuku (Tiga, Unspoken Words, Maybe Everything, Polaris Musim Dingin, dan Celebrating the Fallen Leaves), manakah buku yang paling berkesan, dan menurut kalian paling bisa direkomendasikan untuk seseorang yang belum pernah membaca tulisanku?
Oh iya, bagi teman-teman yang mengeluh karena stok bukuku sulit ditemukan di mana-mana, aku ngerti banget perasaan kalian. Aku sendiri pun susah nemuin bukuku sekarang. Aku hanya bisa menyarankan supaya teman-teman tanyakan ke Gramedia (toko buku & penerbit). Selain untuk mendapatkan informasi stok bukunya, siapa yang tahu? Mungkin kalau ada banyak yang menanyakan, bisa jadi pertimbangan untuk penerbit mencetak ulang buku-bukuku, hehe.
Oke, kayaknya posting kali ini udah lumayan panjang, jadi aku akan stop sampai di sini dulu. Kayaknya aku akan lebih sering posting di blog dengan topik dan bahasa yang lebih santai seperti ini, jadi semoga teman-teman pembaca bisa merasa terhibur dengan ocehanku dari waktu ke waktu. Bagi yang mau ngobrol, boleh banget tinggalkan komentar di posting ini, atau DM aku di Instagram/Twitter, atau bahkan email. Aku senang banget nerima pesan dari kalian.
Akhir kata, meski sudah lewat beberapa hari, selamat tahun baru! Semoga semua impian dan resolusi kita untuk tahun ini akan terwujud. Semangat!
Salam,
Alicia
Hai Kak Alicia, terima kasih sudah berkabar dan hadir menyapa khalayak di blogmu ini. Semoga semua hal yang rungsing di 2022 bisa diselesaikan dengan baik di tahun 2023. Sabar ya Kak satu persatu, pokonya be happy dan sehat-sehat Kak, pelukkk!<3
LikeLike
Thank you! 🤗
Kamu juga sehat selalu, yaa!
LikeLike
Halo, Kak Alicia. Aku menunggu pemberhentian terakhir dari naskahmu. Semoga perjalanan naskah yang terhenti menemukan waktu terbaik untuk dirampungkan. Semoga selalu sehat, Kak 💕
LikeLike
Hi Jess!
Terima kasih ya, sudah setia menunggu naskah baru dariku. Aku juga berharap banget 2023 akan menjadi tahun di mana aku bisa rampungin naskah baru. All the best to you too!
LikeLike